Pengertian, Ciri, Bentuk Ganggang Hijau, Keemasan, Cokelat, dan Merah

By | December 31, 2020
Pengertian, Ciri, Bentuk Ganggang Hijau, Keemasan, Cokelat, dan Merah

Pengertian, Ciri, Bentuk Ganggang Hijau, Keemasan, Cokelat, dan Merah

Ganggang Hijau

Pengertian, Ciri, Bentuk Ganggang Hijau, Keemasan, Cokelat, dan Merah – Pada topik sebelumnya, kalian telah mengenal tentang ganggang. Ganggang yang merupakan protista berklorofil memiliki pigmen tubuh dominan yang berbeda-beda. Pada topik kali ini, kalian akan mempelajari tentang ganggang hijau. Tentu dari namanya kalian dapat mengetahui bahwa pigmen dominannya adalah hijau. Akan tetapi ternyata ganggang hijau memiliki pigmen tubuh lainnya dan beberapa kekhasan lainnya. Bagaimana kekhasan yang dimiliki ganggang hijau? Mari kita simak ilustrasi berikut.

Pernahkah kamu menyanyikan lagu nenek moyang kita adalah seorang pelaut? Adanya lagu tersebut menunjukkan bahwa semua hal yang ada pada masa kini sesungguhnya sudah dimulai jauh sebelumnya atau ada yang mengawalinya. Begitu pula dalam dunia tumbuhan. Tahukah kamu bahwa ganggang hijau diduga adalah nenek moyang dari tumbuhan yang ada sekarang ini? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Mari simak penjelasan berikut ini.

Ganggang hijau diduga merupakan nenek moyang dari tumbuhan yang ada pada saat ini. Hal ini dilihat dari beberapa hal diantaranya sel eukariotik, memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa tipis, memiliki kloroplas untuk fotosintesis, dan memiliki bentuk tubuh yang menyerupai tumbuhan tinggi meski masih berupa thalus, yaitu tidak dapat dibedakan akar, batang, dan daun.

Ganggang hijau merupakan protista yang memiliki pigmen dominan klorofil. Selain itu, terdapat pigmen lain yaitu karoten dan xantofil. Ganggang hijau hidup secara autotrof dengan melakukan fotosintesis. Selain itu, ada juga yang cara hidupnya membentuk simbiosis bersama organisme lain, misalnya dengan jamur membentuk lichenes (lumut kerak). Ganggang ini hidup di tempat-tempat yang lembap, air tawar, dan air laut. Ganggang hijau dapat dijumpai berupa uniseluler, berkoloni, dan multiseluler. Ganggang hijau ada yang memiliki alat gerak sehingga dapat bergerak bebas, ada pula yang tidak memiliki alat gerak.

Satu sel ganggang hijau tersusun atas dinding sel yang kuat sehingga selnya memiliki bentuk yang tetap. Di dalam selnya ada pula pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis berupa amilum dan lemak. Organel sel yang dimiliki lainnya,yaitu badan golgi, mitokondria, dan retikulum endoplasma. Stigma (bintik mata merah) dimiliki oleh ganggang hijau yang motil (bergerak). Di dalam sitoplasma terdapat vakuola kontraktil sebagai alat osmoregulasi untuk mengatur tekanan osmosis.

Bentuk Ganggang Hijau

Berdasarkan bentuknya, ganggang hijau dibedakan menjadi sebagai berikut.

  1. Uniseluler sesil, yaitu ganggang hijau satu sel yang tidak memiliki alat gerak.
    Contoh: Chlorella dan Chlorococcum.
  2. Uniseluler motil, yaitu ganggang hijau satu sel yang memiliki alat gerak.
    Contoh: Chlamydomonas.
  3. Multiseluler koloni sesil, yaitu ganggang hijau banyak sel yang tidak memiliki alat gerak. Umumnya koloni yang dibentuk berbentuk jala.
    Contoh: Hydrodictyon.
  4. Multiseluler koloni motil, yaitu ganggang hijau banyak sel yang memiliki alat gerak. Umumnya koloni yang dibentuk berbentuk bulat.
    Contoh: Volvox.
  5. Filamen, yaitu koloni ganggang hijau yang membentuk seperti filamen.
    Contoh: Spirogyra (spiral), Oedogonium, dan Ulothrix (jala).
  6. Thalus, yaitu ganggang hijau multiseluler berbentuk lembaran menyerupai tumbuhan.
    Contoh: Ulva (selada laut).

Ganggang hijau berkembang biak secara aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan dengan menghasilkan zoospora. Adapun reproduksi generatifnya berlangsung dengan cara konjugasi, yaitu perpaduan dua gamet yang membentuk zigospora. Zigospora ini tidak memiliki alat gerak sehingga tidak dapat berpindah tempat.

Ganggang Keemasan

Bentuk Ganggang

Bentuk Ganggang

ada topik sebelumnya, kalian telah mengenal tentang ganggang hijau. Pada topik kali ini, kalian akan belajar jenis ganggang lainnya, yaitu ganggang keemasan. Apa itu ganggang keemasan? Bagaimana kekhasannya? Apa yang membedakannya dengan ganggang jenis lainnya? Mari simak cerita berikut.

Kalian tentu sering melihat jalan raya atau jalan tol. Umumnya yang kalian tahu, jalanan terbuat dari bebatuan yang direkatkan dengan aspal. Namun tahukah kalian bahwa ganggang keemasan bisa menjadi salah satu bahan untuk membuat jalan. Apakah kandungan pada ganggang keemasan yang dimanfaatkan untuk pembuatan jalan? Kalian akan mengetahuinya lebih lanjut dengan mempelajari penjelasan berikut.

Ganggang keemasan adalah salah satu kelompok dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten (jingga) dan xantofil (kuning) dalam jumlah banyak dibandingkan dengan klorofil. Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.

Sel-sel ganggang keemasan memiliki membran inti (eukariot) dan dinding sel umumnya mengandung silika. Tubuh ganggang ini ada yang terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada yang terdiri atas banyak sel (multiseluler). Ganggang yang bersel satu hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan. Ganggang yang multiseluler berupa koloni atau berbentuk filamen. Selain itu, bentuk thalus dari ganggang keemasan beraneka ragam, diantaranya bentuk batang, bola telapak tangan, dan bentuk campuran, misalnya pada diatom terdiri dari wadah (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara wadah dan tutup terdapat celah (rafe). Pada umumnya, ganggang keemasan memiliki flagel yang tidak sama panjang.

Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar, tetapi ada juga yang hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Reproduksi ganggang keemasan dapat dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler, reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sementara pada ganggang yang multiseluler, reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari dua jenis gamet. Contoh ganggang keemasan diantaranya Diatom (Navicula), Ochromonas, dan Vaucheria. Untuk mempelajari lebih detail mengenai ganggang keemasan, mari simak salah satu spesies ganggang keemasan yang paling populer yaitu diatom.

Diatom banyak ditemukan di permukaan tanah basah, seperti sawah dan lautan. Tanah yang mengandung diatom berwarna kuning keemasan. Sementara di laut, diatom merupakan bioluminosens yang dapat memendarkan cahaya di malam hari. Tubuhnya ada yang uniseluler dan koloni. Struktur tubuhnya khas karena selnya dibungkus dinding sel yang tersusun atas dua belahan, yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Berdasarkan bentuknya, diatom dibagi menjadi dua, yaitu diatom yang berbentuk simetri bilateral (tubuhnya dapat dibagi dua sama besar) dan simetri radial seperti bintang (tubuhnya dapat dibagi dari sudut berapapun sama besar).

Diatom berkembangbiak baik secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan hipoteka dan epiteka serta pembentukan auksospora. Sementara reproduksi seksual dengan peleburan gamet, meskipun biasanya jarang terjadi. Sel diatom membelah diikuti pembelahan dindingnya menjadi dua, yaitu satu tutup dan yang lain berupa kotaknya. Selanjutnya masing-masing tutup akan membentuk kotak baru dan kotaknya membentuk tutup baru juga. Pembelahan seperti ini berlangsung berulang-ulang sampai didapatkan diatom yang ukurannya kecil sekali, kemudian mati. Jika sel mencapai bentuk minimum, protoplas akan keluar menjadi badan yang disebut auksospora. Auksospora tumbuh dan mencapai ukuran normal sehingga terbentuklah kotak dan tutup seperti semula. Reproduksi generatifnya secara oogami, yaitu sel diatom mengalami reduksi sehingga terbentuklah gamet-gamet yang haploid, berupa sel telur dan sperma. Sel telur dan sperma akan bertemu dan melakukan pembuahan.

Ganggang Cokelat

Pada topik sebelumnya, kalian telah mengenal tentang ganggang keemasan. Pada topik kali ini, kalian akan belajar tentang jenis ganggang lainnya, yaitu ganggang cokelat. Apa itu ganggang cokelat? Bagaimana ciri khas yang membedakannya dengan ganggang lainnya? Mari simak analogi berikut ini.

Pernahkah kalian belajar berenang? Tentu saat masih belajar diperlukan alat bantu agar kalian bisa berenang dengan baik, salah satunya dengan menggunakan bola pelampung. Bola pelampung akan membantu kalian agar tidak tenggelam. Tahukah kalian bahwa ganggang cokelat juga memiliki bola pelampung di dalam tubuhnya. Kira-kira apakah fungsi pelampung dalam tubuh ganggang cokelat? Apakah sama dengan bola pelampung yang sering kita gunakan saat belajar berenang? Mari temukan jawabannya dengan menyimak penjelasan mengenai ganggang cokelat berikut ini.

Bentuk Ganggang Cokelat

Pada topik sebelumnya, telah dibahas bahwa ganggang dikelompokkan berdasarkan keberadaan jenis pigmen paling banyak dalam tubuhnya. Ganggang cokelat merupakan ganggang yang tubuhnya berwarna kecokelatan karena memiliki pigmen fukosantin (cokelat) dan pigmen yang lainnya yaitu xantofil (kuning). Umumnya ganggang cokelat memiliki thalus yang makroskopis, tetapi ada juga yang mikroskopis. Berbentuk filamen bercabang, tidak bercabang, dan ada juga yang tegak. Thalusnya dilengkapi gelembung udara untuk penyimpanan nitrogen dan mengapung. Sebagian besar ganggang cokelat hidup di laut, bagian thalus yang menyerupai akar melekat pada batuan atau dasar perairan, sedangkan bagian thalus yang menyerupai batang dan daun mengapung di permukaan perairan.

Satu sel ganggang cokelat tersusun atas organel seperti pada ganggang lain sebelumnya. Kloroplasnya mengandung pirenoid untuk menyimpan cadangan makanan berupa laminarin. Dinding sel tersusun oleh lapisan selulosa. Ganggang cokelat mempunyai jaringan sederhana untuk transportasi seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.

Perkembangbiakan ganggang cokelat dapat terjadi secara aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan aseksual dengan cara fragmentasi dan dengan pembentukan zoospora berflagela. Adapun reproduksi seksualnya dengan cara oogami atau isogami. Ujung-ujung lembaran thalusnya yang fertil (subur) akan membentuk sel kelamin jantan berupa spermatozoid dan sel telur (ovum). Spermatozoid muncul dari sel-sel berbentuk corong pada dasar atau bawah thalus, sedangkan ovum muncul dari sel yang duduk di atas tangkai.

Jika spermatozoid dapat membuahi sel telur, akan terbentuklah zigot. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat, selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Contoh ganggang cokelat diantaranya Sargassum vulgare (gulma laut), Turbinaria decurrens, Macrocystis, dan Fucus serratus. Berikut akan dibahas lebih detail spesies populer dari ganggang cokelat.

Fucus sp banyak terdapat di laut dalam. Ganggang ini berkembang biak secara oogami dengan menghasilkan sel gamet betina (ovum) dan sel gamet jantan (spermatozoid). Sel gamet jantan dan betina masing-masing dihasilkan oleh tumbuhan yang berbeda. Sementara Sargassum siliquosum, hidup dengan baik di tepi laut yang dangkal. Umumnya menempel pada batu karang. Sargassum biasanya tumbuh subur sehingga menutupi permukaan laut.

Ganggang Merah

ada topik sebelumnya, kalian telah mengenal ganggang yang tubuhnya berwarna cokelat. Pada topik kali ini, kalian akan belajar tentang ganggang merah. Seperti apa ganggang merah itu? Apa ciri khas ganggang merah? Selain warna, hal apa saja yang membedakannya dengan ganggang lainnya? Mari simak cerita berikut.

Apa yang kalian lakukan bila cuaca sedang begitu panas karena terik matahari? Tentunya menyantap minuman dingin akan membuat kalian menjadi lebih segar, salah satunya adalah es rumput laut. Pernahkah kalian menyantap es rumput laut? Tahukah kalian ternyata rumput laut tersebut dibuat dari ganggang merah. Apa saja kandungan dari ganggang merah sehingga bisa dibuat makanan atau minuman? Mari simak penjelasan lebih lanjut berikut ini.

Pigmen dominan dalam tubuh ganggang merah adalah pigmen warna merah yang disebut fikoeritrin. Pigmen lain berupa pigmen fotosintetik yaitu klorofil dan karotenoid. Warna merah pada ganggang merah bervariasi sesuai dengan kedalaman air. Ganggang merah yang hidup di laut dalam berwarna kehitaman, pada laut dalam berwarna cerah, sedangkan pada laut dangkal berwarna kehijauan. Hal ini disebabkan karena kadar fikoeritrin dipengaruhi oleh kedalaman air, semakin mendekati permukaan, kadarnya semakin sedikit sehingga kloroplas lebih dominan. Ganggang merah habitatnya di air laut, sering disebut dengan nama rumput laut karena bentuk tubuhnya seperti rumput. Ganggang merah pada umumnya multiseluler dan makrokopis. Panjangnya antara 10 cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran.

Ciri ganggang merah

Ciri ganggang merah, yaitu tidak memiliki flagella, dinding selnya berlapis-lapis, dan mampu menimbun kalsium karbonat. Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin berlendir (sebelah luar). Kloroplasnya mengandung pirenoid untuk menyimpan hasil fotosintesis dan tetes-tetes minyak. Keberadaan kloroplas menunjukkan bahwa ganggang merah bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Ganggang merah heterotrof hidup sebagai parasit pada ganggang lain.

Ganggang merah berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh thalus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya haploid. Selanjutnya hasil dari perkembangbiakan aseksual akan dilanjutkan untuk perkembangbiakan secara seksual.

Perkembangbiakan seksual pada ganggang merah dilakukan dengan cara oogami atau pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium, yang menghasilkan sperma yang tak berflagel. Sementara alat kelamin betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis.

Perkembangbiakan pada ganggang merah terjadi secara berkelanjutan antara perkembangbiakan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual bertujuan menghasilkan spora (fase sporofit), sedangkan perkembangbiakan seksual bertujuan untuk peleburan gamet (fase gametofit) yang dihasilkan spora tersebut. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara fase sporofit dan gametofit. Beberapa contoh ganggang merah antara lain Gracilaria, Gelidium, Eucheuma spinosum, dan Batrachospermum, dan Scinaiafurcellata.

Ganggang merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar atau jelly yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik. Beberapa ganggang merah yang dikenal dengan sebutan ganggang koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan ganggang koral memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang. Manfaat ganggang akan dibahas secara lebih mendetail pada topik selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *