Sistem Hormon dan Kelainannya

By | December 23, 2020
Sistem Hormon dan Kelainannya

Sistem Hormon dan Kelainannya

Sistem Hormon dan Kelainannya

Sistem Hormon dan Kelainannya – Pada topik sebelumnya, kamu telah mempelajari tentang sel saraf dan sistem saraf. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi dalam tubuh kita. Satu lagi sistem koordinasi yang akan kamu pelajari adalah sistem hormon.

Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon memiliki fungsi mengatur aktivitas tubuh kita, seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Selengkapnya mengenai hormon dapat kamu pelajari pada uraian berikut.

Kelenjar Hormon

Hormon dihasilkan oleh kelenjar hormon. Walaupun hormon yang dibutuhkan tubuh sangat sedikit, tetapi fungsinya sangat penting untuk tubuh kita. Ada beberapa kelenjar hormon dalam tubuh kita, yaitu sebagai berikut.

  1. Kelenjar Hipotalamus
    Kelenjar hipotalamus termasuk bagian otak depan dan terletak di bawah otak besar. Kelenjar ini berperan dalam koordinasi sistem saraf dan sistem endokrin dalam tubuh. Kelenjar hipotalamus menghasilkan hormon pelepas dan hormon penghambat yang mempengaruhi kelenjar hipofisis. Contoh hormon pelepas adalah GnRH (gonadotrofin releasing hormone). GnRH memacu kelenjar hipofisis anterior mengeluarkan FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
  2. Kelenjar Hipofisis
    Kelenjar hipofisis atau pituitari berbobot sekitar 0,5 gram. Walaupun amat kecil, hipofisis berperan sangat penting mengatur kerja hormon-hormon yang lain. Oleh karena itu, hipofisis disebut sebagai master gland atau kelenjar induk. Beberapa macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis, antara lain hormon pertumbuhan disebut pula somatotropin dan hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormon) yang bertugas mengatur kegiatan kelenjar gondok.
  3. Kelenjar Pineal
    Kelenjar pineal memiliki peranan penting untuk memproduksi berbagai macam hormon diantaranya hormon melatonin. Produksi hormon ini ditentukan oleh jumlah cahaya yang diterima kelenjar pineal. Saat kita tidur dalam gelap, melatonin yang dihasilkan banyak. Sebaliknya saat kita tidur dengan cahaya terang melatonin yang dihasilkan sedikit.
  4. Kelenjar Tiroid dan Paratiroid
    Kelenjar tiroid (kelenjar gondok) dan paratiroid (kelenjar anak gondok) berjumlah sepasang dan terletak tepat di bagian depan tenggorokan di bawah jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur metabolisme dan mempengaruhi mental dan tubuh. Sementara kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang mempengaruhi kalsium dalam tubuh kita.
  5. Kelenjar Timus
    Kelenjar timus menghasilkan hormon timosin yang berfungsi untuk mematangkan limposit T. Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
  6. Kelenjar Pankreas
    Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, yang dikenal dengan pulau-pulau langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel-sel tubuh. Di dalam otot, glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Saat tubuh kekurangan glukosa, pankreas akan menghasilkan hormon glukagon yang berfungsi memecah glikogen menjadi glukosa.
  7. Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)
    Kelenjar adrenal terdiri atas bagian kulit (korteks) dan sumsum (medulla). Bagian korteks menghasilkan hormon glukokortikoid, aldosteron, dan testosteron. Hormon-hormon tersebut mengatur kadar cairan tubuh dan mempengaruhi perkembangan alat kelamin. Bagian medulla menghasilkan adrenalin yang bertugas meningkatkan denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah.
  8. Kelenjar Kelamin
    Kelenjar kelamin pada wanita adalah ovarium yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi mengatur timbulnya sifat khas pada wanita seperti adanya buah dada, pinggul besar, dan suara lembut. Hormon progesteron berfungsi mempersiapkan kehamilan. Kelenjar kelamin laki-laki disebut testis, sedangkan hormon yang dihasilkan disebut testosteron. Hormon ini berfungsi mengatur timbulnya sifat khusus pada laki-laki. Sifat tersebut disebut sifat kelamin sekunder laki-laki yang ditandai dengan bentuk dada bidang, adanya cambang, kumis, dan suara membesar.

Kelainan dan Penyakit pada Sistem Hormon

Hormon dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Apa yang terjadi jika hormon yang dihasilkan kurang atau berlebih? Hal ini akan mempengaruhi metabolisme tubuh kita. Berikut ini adalah beberapa kelainan pada sistem hormon.

  1. Penyakit Addison
    Penyakit Addison adalah penyakit endokrin akibat kekurangan steroid adrenal, terutama aldosteron. Hal ini dikarenakan kerusakan kedua kelenjar adrenal oleh tuberkulosis, gangguan autoimun, atau penyakit lain. Penyakit ini ditandai dengan kelelahan, penurunan tekanan darah, penurunan berat badan, peningkatan pigmentasi melanin pada kulit dan selaput lendir, anoreksia, dan mual atau muntah.
  2. Sindrom Cushing
    Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan oleh sekresi hormon kortisol yang berlebihan di dalam tubuh. Kadang-kadang disebut “hiperkortisolisme”. Gejalanya-gejalanya adalah otot-otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein, osteoporosis, dan luka yang sulit sembuh.
  3. Sindrom Adrenogenital
    Sindrom adrenogenital adalah kelainan yang disebabkan kurangnya produksi glukokortikoid. Hal ini menyebabkan kelainan sekunder pada wanita dan pria. Pada wanita seperti timbulnya janggut, otot-otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, dan klitoris membesar seperti penis. Pada pria timbul tanda-tanda kelamin sekunder wanita yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).
  4. Diabetes Mellitus
    Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin yang mengakibatkan sel–sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika dalam darah tidak terdapat cukup insulin. Akibatnya, glukosa dalam darah berlebih dan ginjal tidak mampu menyaring glukosa ini sehingga dikeluarkan melalui urine.
  5. Hipotiroid
    Hipotiroid adalah keadaan terjadinya kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi pada masa bayi dan anak, hipotiroid menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek atau kerdil karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat. Bila terjadi pada orang dewasa, hipotiroid menimbulkan miksedema. Gejala-gejalanya berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat dicegah dengan mengonsumsi garam beryodium.
  6. Hipertiroid
    Hipertiroid adalah keadaan hormon tiroid yang disekresikan melebihi kadar normal. Gejala-gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung berdebar, dan Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *